Selasa, 05 Februari 2013

Percakapan Hari Ini


Hujan turun. Rintik. Ada secangkir Cappuchino milikku dan segelas air putih punyamu.
“ Bolos kuliah lagi? Mau sampai kapan?” dengan santainya kau bertanya. Tak seperti orang-orang itu yang selalu bertanya dengan nada tak enak.
Aku diam. Hanya mendengarkan sambil memainkan gantungan kunci monyetku.
“ kalau melakukan sesuatu jangan setengah-setengah. Penyakit lama kok masih saja dipelihara.” Kau masih belum menatapku. Maka dari itu aku tak mau menjawab apapun pertanyaanmu.
Hening. Hujan semakin lebat. Dingin. Aku masih diam. Aku berharap dengan kebisuanku dia mau menatapku. Mencari jawaban lewat mataku. Seperti yang dia lakukan dulu.
“ Sekarang bilang apa maumu yang…” sebelum selesai berkata, kupotong bicaranya.
“ Mas ngomong sama aku? Kalo iya, lihat aku lah!” aku jadi geregetan dan tak sabar. Merajuk.
Kau tertawa. Lalu kau minum seteguk air putihmu. Mata kita bertemu. Akhirnya.
“ Mas tahu aku bukan benda mati yang bisa terikat. Apalagi dengan aturan-aturan yang gak jelas dan hanya buat puyeng. Berjalan ditempat itu menjenuhkan. Biarkan aku berlari, melayang, menari, bergulung, dimanapun dan kapanpun.”
Kau memerhatikanku.
“ Bisakah aku melepas tali-tali itu sekarang. Aku pikir belum terlambat kan? Biarkan aku meraih apa yang aku ingin. Bukan apa yang diinginkan orang lain.” Nada bicaraku melemah.
Kau mengangguk. Aku tergelak. Berdiri.
“ Makasih mas. Aku pergi sekarang.”
“ Kau siap mendapat ocehan orang-orang itu?” kau menghentikan langkahku.
Aku berbalik. Menatap lekat matamu. “ Pasti.”
 Kuterobos hujan yang menggila. Cappuchinoku telah habis.

Surabaya,
bersama secangkir Cappuchino hangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

dengan memberikan komentar,maka anda telah mengapresiasi karya saya =D
arigatou^^